Follow Sadah Twitter@IamSadah
Tidak terasa
Blog-ku sudah berumur 1 tahun lebih. Gak percaya? Ini ada postingan-ku tentang
suasana tahun baru 2011 lalu di Sudan, kalau mau baca klik aja di sini.
Tahun ini
aku gak mampu se-euforia tahun lalu, sob. Seiring waktu berjalan, aku kenal
beberapa pemuda Palestina di Sudan ini. Mereka kabur ke Sudan karena diusir
dari Negaranya sendiri oleh penjajah Israel. Dan sampai detik ini, kondisi di
tanah air mereka masih sangat memprihatinkan, terutama Kota Al-Quds dan Jalur
Gaza.
Iya, Sob.
Malam tahun baru ini, aku menemani mereka berdo’a agar Israel segera
meninggalkan Palestina. Dan berdo’a agar masyarakat se-dunia mau peduli atas
penderitaan mereka. Kalau sobat-sobat sadah ada di posisi aku, pasti sobat juga
akan merasakan hal yang sama.
Ini ada
sebuah puisi untuk kita semua, terutama kaum muslimin. Puisi ini mewakili
sedikit dari jeritan hati-hati mereka, masyarakat Palestina.. Dan terimakasih buat Harian Serambi Indonesia yang sudah mau memuat puisi ini. Berikut Linknya: Ucapan dari Jalur Gaza (serambi Indonesia)
Kartu Ucapan
dari Jalur Gaza
Oleh: Fahrie
Sadah
Saudaraku
se-Islam..
Dari Gaza
aku menunjuk diam
Dalam
blokade Yahudi Israel aku membisik
Hentak
serdadu lebih lantang dari nyalak anjing malam buta
Sengau heli bersungut
tajam,
lebih merdu dari kicau nuri pagi tanpa seri
lebih merdu dari kicau nuri pagi tanpa seri
Tank-tank
hijau tua merah darah,
lebih gelak dari tawa kawanan hyena
lebih gelak dari tawa kawanan hyena
Marah,
kejam, buas menerkam..
Saudaraku
se-iman..
Dari Gaza
aku merutuk bisu
Kenapa berperang
dalam perang?
Wahai Wahabi,
Sunni, Syi’ah, Salafi, Modern, NU, Muhammadiah !
Perang
sesungguhnya di sini, Al-Quds-mu yang meriang
Dingin tanpa
selimut, hujan tanpa payung,
Panas tanpa pelepah kurma
Panas tanpa pelepah kurma
Badai..tanpa dekapan bunda
Saudaraku
se-akidah..
Dari Gaza
aku menjerit senyap
Al-Qur’an sahaja
buku hidupku
Helaku
tinggal beberapa hafalan ayat
Anak-anak Palestina |
Jalur Gaza
mengajariku tentang prioritas
Kenapa
menabur racun di sumur sendiri?
Perkara temeh
remeh saja mencerai-berai-mu!
Jenggot
sejumput di tungkai kepala menuai debatmu?
Dan aku,
saudaramu? Mungkin esok tidak berkepala lagi..
Mengapa
celana lewat mata-kaki menyita kaji?
Lihat aku,
yang sekejab granat kehilangan kaki!
Mengapa rayaan
tahun baru ramai fatwa?
Sementara di
sini, Aku lebih hafal tanggal matiku dari lahirku..
Saudaraku
se-hati,
Dari Gaza
aku menangis bahagia
Selamat
tahun baru untukmu..
Boleh aku
pinta sesuatu?
Ajaklah Israfil
meniup terompet bersamamu,
Agar aku ikut
mendengar sangkakalanya
Dari sini..
Masjid Al-Aqsa kita yang mati suri
Masjid Al-Aqsa |
Sudan,