Selasa, 31 Januari 2012

Siapa yang Ingin Kaya ?

21 komentar

Sob, siapa orang di dunia ini yang tidak ingin jadi orang kaya?
Kekayaan memang bisa melenakan kita, Rasulullah Saw. bersabda;

«إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةٌ، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ»
Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta”.( HR. Tirmidzi no. 2336, shahih.)

Ini memang harus kita waspadai, namun jangan kita jadikan alasan untuk mensyukuri kemiskinan. Mencari rejeki sudah menjadi kewajiban kita di hamparan bumi Allah ini. 

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:لَوْ اَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ, تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا.

Dari Umar Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. [HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu Majah, no. 4164]

Tawakkal bukanlah pasrah! Tawakkal adalah usaha dan hasilnya kita serahkan sepenuhnya kepada sang pemberi rejeki. Seperti halnya burung yang keluar pagi hari untuk mencari rejeki. Dan bila kekayaan kita diberengi dengan keimanan yang besar, sungguh kekayaan itu bisa menjadi aset ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah. 

Untuk menjadi kaya, kita harus mencari rejeki, Sob! Allah swt telah meletakkan undang-undang tetap tentang rejeki sejak di lauhul mahfudh. Ada beberapa hal yang kudu kita ketahui tentang hakikat rejeki;

1.      Rejeki itu bukan sebatas materi berupa harta. Rejeki mengandung makna luas seperti memiliki anak, kesehatan, kekuatan, kepintaran, bebas dari beban pikiran. Jadi, bila ada orang yang memiliki harta berlimpah tetapi mengidap penyakit berat misalnya, atau mempunyai beban pikiran yang pelik karena banyak masalah, maka orang itu belum disebut sebagai orang kaya. Karena dengan penyakit atau beban pikiran itu, ia tidak dapat menikmati hartanya.

2.      Rejeki kita masing-masing sudah tertulis di lauhul mahfudh

Meskipun sudah tercatat, bukan berarti rejeki itu akan turun dengan sendirinya dari langit! Kuncinya adalah usaha. Kalau menurut Syekh Sya’rawi, perkara rejeki ini sudah jelas, dan kita diberi dua pilihan, apakah kita ingin memperoleh rejeki dengan jalan yang halal atau sebaliknya, melalui cara-cara yang haram. Dan setiap pilihan akan kita pertanggungjawabkan kelak di hari perhitungan.

Dan kita harus ingat, Sob! Malas-malasan, hanya berdo’a saja tanpa ada usaha tidak termasuk dalam kedua pilihan di atas! He..he..

3.      Ada beberapa rahasia untuk menjadi kaya;
               
               Pertama, sering-sering bersyukur.
               Kedua, perbanyak istighfar.
               Ketiga, sering-sering silaturrahmi.
               Keempat, sungguh-sungguh dalam usaha.

Kalau kita lihat sejarah para sahabat Rasulullah dahulu, banyak di antara mereka merupakan orang kaya. Tidak tanggung-tanggung, kalau diibaratkan zaman sekarang ini kekayaan mereka setara dengan kekayaan seorang Bill Gates. Sebagai contoh sebut saja Ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam. Tetapi, harta kekayaan itu tidak mendekap di dalam hati mereka! Mereka tidak takut kehilangan harta demi perjuangan di jalan Allah.

Masih ingat kan, Sob? Kisah Abdurrahman bin Auf yang merelakan kehilangan seluruh hartanya di Mekah ketika ia berhijrah di jalan Allah ke Madinah bersama Rasulullah. Ia tidak sampai bunuh diri karena bangkrut, itu karena harta kekayaannya tidak mendekap di dalam hati. Namun apa yang terjadi di Madinah, karena keuletannya dalam berdagang, meskipun dengan modal yang sangat minim Abdurrahman bin Auf mampu bangkit kembali dan menjadi salah satu saudagar terkaya di Madinah.

Sob, postingan kali ini bukan bermaksud agar kita terus mengejar kekayaan dan melupakan ibadah. Muslim yang kuat lebih baik daripada muslim yang lemah. Dan kenyataannya hari ini, kekayaan merupakan salah satu aspek kekuatan.

Hal terpenting di sini, aku hanya ingin memotivasi diri sendiri dan kita semua; 

“Kaya itu harus, karena simbol kekuatan zaman sekarang. Kekayaan harus berada dalam genggaman. Namun, kekayaan jangan sampai mendekap dalam hati”




Saleum,- 

Posted by: http://jabanahsadah.blogspot.com/      

Continue reading →
Kamis, 26 Januari 2012

SAH ?!

20 komentar


 FollowTwitSadah@FahrieSadah








Sah?” Seru Pak Penghulu.

Saaaah..!!” Jawab para saksi dan semua hadirin.

Sambil mengusap wajah masing-masing, kami mengucap, “Alhamdulillah..!”  

Rasanya begitu nyata, detik ini statusku berubah. Aku bukan lagi Dodi si bujang lapuk! Tidak ada lagi yang akan menghinaku, mengataiku tak laku-laku. Dan siapa sangka? Dina, gadis idaman pemuda se-Jagarosa. Mulai dari mahasiswa hingga eksekutif muda menggilainya, toh akhirnya jatuh ke pelukan-ku, si pengembala kerbau dari kubangan Jagarosa!

Mana mungkin Dina menolak arjuna yang datang menunggang kerbau!” Kataku sambil menepuk dada. 

Dina tersenyum menyeringai medengar ocehan orang-orang. Sambil menggandeng lengan legamku, ia mengedipkan mata, siapapun pasti mengerti akan isyarat itu.

Selamat ya.. semoga lenggeng
Wah, beruntung banget si Dodi!
Iya, tapi musibah buat Dina..

Para jejaka melirik sinis lewat ujung mata, mata-mata itu gengsi takut ketahuan sedang sirik, namun kepalan tangan mereka tidak bisa bohong. Aku serasa seperti pahlawan, senyumku menyaingi matahari, pikatku mengalahkan Messi, langkahku elegan seperti mersi. 

Dan yang paling bahagia adalah Ibu. Hari ini ibu kelihatan sangat..klasik, mungkin lebih tepatnya lagi kuno. Tapi ibu punya alibi, kebaya 30 tahun lalu itu tidak pernah ibu pakai lagi semenjak bapak meninggal. Dan hari ini, ibu merasa lebih hidup dengan kebaya itu! Seperti ter-rewind ke masa silam, saat ijab Kabul dengan almarhum bapak. Ibu berlari kecil kesana kemari sambil terus membagikan kueh ‘rom-rom’ buatannya ke semua orang. Persis seperti seorang gadis yang sedang merayakan hari ulang tahunnya. Ibu ingin berbagi bahagia, satu bebannya telah hilang.

Tapi rupanya alam tidak merestui, tiba-tiba angin bertiup kencang. Tenda-tenda pesta rubuh seketika. Orang-orang-pun panik, berlari tak tentu arah. Kueh ‘rom-rom’ ibu beterbangan ke angkasa, dan yang paling parah..Dina lepas dari genggamanku! “Dina.. Dina! Dimana kamu??” Teriakku sambil celingukan kiri kanan.

Aku sangat kebingungan, berputar-putar seperti gasing, dan Dina tidak kunjung ketemu. Akhirnya hujan turun, semakin deras, dan sepertinya akan banjir. Air sangat cepat meninggi, aku kelelep sambil terus menyebut nama Dina.
Dina, kita sudah sah! Sah, sah, sah, sah! Saaaaaah! Saaaaabblebblebblebbleb…” 

Aku tenggelam, dan sebuah kapal menabrakku hingga aku tersentak dan terlempar ke sebuah jurang.

Buuuk!

Hah..hah.., kok aku belum mati? Dina..Dina mana?! Oh, pinggangku..” 

Aku ngos-ngos-an. Butuh sekian detik untuk sadar, bahwa aku sedang tergeletak di lantai, bahwa aku baru saja jatuh dari ranjang, bahwa kasurku basah semua, bahwa Ibu sedang melotot ke arahku sambil memegang bantal guling dan bersiap-siap memukulku dengan bantal itu.

Sah..sah..sah! Apanya yang sah? Dari tadi ibu siram pake air ngak bangun-bangun! Ditimpuk pakai bantal guling sampai jatuh baru bangun! Noh, si kebo dah kelaparan, kasih makan sana! Jangan tidur mulu! Dasar pemalas! Gimana mau dapat jodoh!” Rentet ibu panjang kaya pengunguman diskon pasar kaget.

Rupanya hanya mimpi..” Gumanku pelan.

Itu  di atas meja ada kueh ‘rom-rom’ untuk sarapan, ibu mau ke pasar” Teriak ibu sebelum menutup pintu depan. 

Aku bangkit dari kasur dengan memikul berton-ton rasa malas, “Minimal kue ‘rom-rom’ buatan ibu sudah jadi kenyataan!!” Sahutku dan langsung dibalas oleh dentuman pintu, ‘Buummm!”.

Note: 476 kata (Nyumbang FF di hari terakhir Kontes FF Mbak Wangi, hehe..)


Continue reading →
Selasa, 24 Januari 2012

Apa Prioritas Kita?

5 komentar

Dalam kehidupan kita, harus ada prioritas-prioritas yang mesti dijaga. Demikian halnya dalam ranah fiqih. Fenomena yang jelas terlihat di tengah masyarakat saat ini, begitu marak dan megahnya kegiatan-kegiatan yang bersifat hiburan, sedangkan kegiatan keilmuan semakin sedikit. Lihat saja antusiasme masyarakat menghadiri nonton bola bareng atau konser band tertentu, dan bandingkan dengan kegiatan-kegiatan keilmuan seperti pengajian, ceramah atau seminar.

Syeh Yusuf Qardawi memberi batasan prioritas, yaitu dengan menempatkan sesuatu sesuai kedudukannya وضع كل شيء في مرتبته) ( .

Sebagai contoh nyata (waqi’), ada orang kaya yang zakat nya rajin, tetapi shalatnya masih bolong-bolong. Ia merasa sebagai dermawan yang rajin zakat, banyak sedekah ke mesjid, haji berkali-kali. Sehingga ia beranggapan bahwa ia tidak perlu shalat lagi. Atau sebaliknya, ada orang yang shalatnya sangat rajin, tetapi menyisihkan hartanya untuk zakat atau menunaikan haji sangat berat, padahal ia mampu.

Abu Bakar r.a. pernah berkata:
لأقاتلنَّ مَن فرّق بين الصلاة والذكاة  
(Sungguh, saya akan memerangi siapapun yang memisahkan antara kewajiban shalat dan zakat)

Kasus di atas adalah bukti penempatan prioritas yang sangat keliru. Shalat dan zakat,keduanya adalah wajib (asas) yang harus ditunaikan. Tidak ada pilihan ataupun prioritas dalam ibadah yang sama-sama fardhu. Terlebih lagi, bila kita memprioritaskan ibadah yang hukumnya sunnah di atas yang fardhu!

Contoh nyata yang lain, hari ini kita terseret jauh dalam labirin Ghauzul Fikr (perang pemikiran) yang di lemparkan oleh musuh-musuh Islam. Sehingga kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk saling berdebat soal-soal khilafiah dalam agama. Kita terlena dengan ego masing-masing dengan merasa pendapatnya paling benar. Kita stuck pada level debat terbuka ini, sementara mereka (musuh islam) sudah mencapai level produktivitas. Akhirnya, saat mereka berlomba-lomba dalam berkarya, kita juga berlomba-lomba dalam mengkonsumsi karya mereka (hedonisme).

Inilah yang kerap membuat hati geram, seharusnya kita mendahulukan yang Ushuluddin (asas-asas dalam agama) dalam kehidupan kita, jangan malah saling mencaci hanya untuk perkara furu’uddin (cabang dalam agama)! Mana contoh perkara furu’uddin? Shalat tarawih (kenapa terus berdebat tentang bilangannya, toh shalat tarawih ini sunnah (cabang) bukan wajib (asas) hukumnya?!)

Banyak contoh yang lain, hanya saja yang ingin kita gariskan di sini, mari kita ‘naik kelas’, tidak usah lagi banyak berdebat, karena debat hanya menimbulkan perpecahan, mari kita banyak berbuat. Dalam Islam ada landasan Fiqh Prioritas (Fiqh Aulawiyah), kenapa kita tidak mulai menempatkan sesuatu sesuai prioritasnya?

Tabek,-
Continue reading →
Jumat, 20 Januari 2012

Inilah Aku, Tanpamu

22 komentar
FollowTwittSadah@FahrieSadah

 Dulu, setiap hari menjelang tidur harus sms kamu; “Met bobo sayang. Aku kangen dan cinta banget sama kamu”. Masalahnya, Kalau aku lupa, sms kamu yang akan masuk duluan; “Sms-nya mana, Beb?” Tapi sekarang, Nokia-ku tertunduk malu setiap kupandang, seakan ikut merasa bersalah atas kesunyian ini. 

Dulu, jam 10 pagi pasti ada telpon dari kamu; “Lagi ngapain, Beb?”  Seperti biasa aku jawab dengan rasa dongkol; “Lagi kerja sayang, nanti aku telpon kamu jam makan siang ya?” Namun kini, inilah aku,tanpamu, sangat merindu.

Dulu, kamu sering bersamaku kapan saja dan kemana saja aku pergi. Tapi pagi ini, sudah tiga hari aku terbaring di rumah sakit akibat kecelakaan, kamu tidak kunjung datang. Ya, aku masih bisa tersenyum, karena kamu masih mau menulis sepucuk surat. Ohya, tadi suster yang menyampaikan suratmu sempat bertanya; “Mas, pacarnya ya? Cantik dan sopan sekali ya..”.

 Dengan tergesa aku membuka amplop itu, ternyata ada foto wisudamu. Ya Allah, kamu berhasil, Sayang. Dan sumpah! Kamu jauh lebih cantik dari yang suster tadi gambarkan! Sayang, aku pingin hubungan kita seperti dulu lagi, aku mau balik sama kamu.

Aku baca suratmu perlahan, ingin meresapi kehadiranmu di setiap hurufnya..

Assalamu’alaikum..
Masih boleh panggil beb ngak? Hehe, becanda Kak.
Maaf aku ngak bisa jenguk Kakak. Aku takut terjebak lagi dalam perasaan itu. Kakak kan tahu, saat kita pacaran, aku pinginnya selalu sama kakak. Ternyata yang Kakak bilang benar, aku harus bisa menyelesaikan masalahku sendiri, jangan selalu bergantung pada kakak!


 Dulu, setiap malam aku menunggu sms Kakak, aku takut kakak melupakanku. Sekarang, aku lebih banyak mengaji kalau malam. Ternyata, dengan membaca Al-Qur’an dan lebih dekat kepada Allah, tidak sulit melupakanmu, Kak.. hehe.


Dulu, setiap pagi aku kepikiran Kakak, padahal waktu itu aku lagi kuliah, selalu tidak sabar untuk bertemu kakak sepulang kuliah. Tapi sekarang, semenjak kita putus, aku lebih banyak ikut kegiatan positif di kampus. Aku juga kursus bahasa, Kak! Dulu kakak selalu mengolok-olok Bahasa Inggrisku, sekarang udah beda lho!


Masih ingat kalimat kakak sebelum kita berpisah? Waktu aku sedang menangis sejadi-jadinya, kakak bilang; “Suatu saat, kamu akan berterimakasih karena aku putusin!” Dan inilah hari itu, Kak. Aku berterimakasih, inilah aku, tanpamu. Mungkin kalau masih jadi pacar Kakak aku tetap seperti dulu, gadis yang bodoh, cengeng, gampang menyerah dan selalu bergantung sama orang lain.


Saat Kakak membaca surat ini, mungkin aku sudah di pesawat. Alhamdulillah, aku dapat beasiswa dari dari kampus untuk melanjutkan studiku di Amerika, do’akan lancar ya, Kak. Dulu, kakak juga bilang, “Jangan pernah ragu dengan cinta-ku! Hanya saja belum tiba waktunya”. Aku tidak pernah ragu, Kak. Kakak juga jangan ragukan cintaku ya!? Bila memang sudah tiba waktunya, segera lamar aku, tidak usah pacaran-pacaran lagi! Hehe..  


Moga cepat sembuh, semoga Allah menyertai usaha, do’a dan cinta kita..


“Suster..suster!”

“Ada apa, Mas? Kenapa teriak-teriak?” Tanya suster sambil lari-lari kecil ke arahku.

“Bantu saya, Sus. Ssh.. Saya mau sujud syukur..”



Note : 468 kata (Nyetor FF untuk Mbak Wangi, tapi udah telat sih ^^) 


By: http://jabanahsadah.blogspot.com/

Continue reading →
Rabu, 18 Januari 2012

Do’a saja tidak cukup!

12 komentar
Gbr dari sini
FollowTwitSadah@FahrieSadah


“Empat puluh tahun lebih muslim di seluruh dunia berdo’a untuk kemenangan rakyat Palestina yang dijajah Israel. Tapi kenapa hingga detik ini do’a itu belum terkabulkan?” Tanya seorang siswa asal Turki di kelas praktek mengajarku pagi tadi.

“Buuugh!” Rasanya seperti ketimpa pohon kurma. Pertanyaannya betul-betul menohok jantung. Kulirik dosen supervisor-ku, sepertinya ia juga terkejut dengan pertanyaan itu.

Dengan sangat hati-hati aku jawab; “Mungkin usaha kita untuk menolong rakyat Palestina selaku saudara kita seiman masih kurang maksimal. Hari ini, kita terpecah-belah dan belum bersatu dalam ke-Islaman kita, dan do’a saja tidak cukup”. 

Aku terlarut emosi, seharusnya materi yang kusampaikan adalah tentang mengucapkan sebuah kata dengan pelafadhan yang benar, hanya kebetulan saja ada kata “do’a” di situ. Bahkan aku tidak peduli lagi apakah mereka, siswa-siswa non-arab yang baru belajar Bahasa Arab ini paham apa yang kusampaikan atau tidak!
Pikiran ini terus berkecamuk. Aku geram dengan Negara-negara Arab yang lain, kenapa mereka tidak bersatu saja untuk mengusir Israel? Aku geram dengan Arab Saudi, Negara sekaya itu, barometer umat muslim sedunia, kenapa harus tunduk saat menghadapi hegemoni Amerika?! 

Sehela nafas panjangku berhembus, lalu aku memberi sebuah analogi; “Coba sekarang, kita semua yang ada di sini berdo’a agar meja ini bergeser dengan sendirinya! Apakah meja ini akan bergeser?” Siswa itu diam, seisi kelas-pun senyap, sepertinya mereka menunggu kata-kataku berikutnya. Hingga akhirnya.. “Jangan keluar dari topik! Kalian belajar Bahasa Arab di sini, bukan yang lain!” Tiba-tiba dosen supervisor-ku berseru lantang.

*** 

Hari ini jadi hari yang berat buatku.. Praktek ngajarku kacau, dosen supervisor-ku marah, dan yang terparah aku jadi kepikiran, hingga saat ini-pun,,, 

I’ve do nothing untuk menolong Palestina! 

... But, I will ...

Kenapa?? Karena do’a saja tidak cukup!

Nabi Muhammad Saw. tidak hanya berdo’a saat menghadapi kafir Quraisy, padahal beliau seorang Rasul yang do’anya selalu diijabah. Beliau tetap mengatur strategi dalam perang dan dakwah, Beliau tetap berusaha menghindar dan sembunyi di Gua Hira saat di kejar-kejar musuh, Beliau usaha..

Siti Hajar As. mengeliingi Bukit Safa dan Marwah hingga tujuh kali demi mendapatkan air ketika ia dan Ismail kecil terdampar di padang pasir yang tandus, sampai akhirnya ia menemukan sumur zam-zam yang tidak pernah kering airnya hingga sekarang. Bahkan tidak pernah habis meski diambil dan terus diambil trilyunan muslim saat musim haji (Subhanallah..) Kenapa ia tidak berdo’a saja saat kehausan? Bukankah ia isteri Ibrahim As, seorang Nabi? Tidak, ia tetap usaha..

‘Seperti dua sisi mata uang, usaha dan do’a saling melengkapi. Usaha tanpa do’a adalah sombong, do’a tanpa usaha adalah sia-sia’

Di sini banyak volunteer yang berani menerobos Jalur Gaza untuk memasok bantuan untuk rakyat Palestina berupa obat-obatan maupun makanan. Mungkin untuk saat ini.. aku yang lemah ini hanya bisa menitipkan juneh-junehku (mata uang sudan) yang tidak seberapa. Semoga sedikit mengurangi penderitaan mereka.. dan semoga bisa menginspirasi sobat-sobat untuk melakukan hal sama di manapun sobat berada..

Continue reading →
Jumat, 13 Januari 2012

Mis Meaning

25 komentar

FollowSadahTwit@FahrieSadah

 Setelah posting cerita ‘mis listening’ beberapa hari yang lalu, hari ini saya mau cerita tentang adiknya ‘mis listening’ yaitu ‘mis meaning’. Keduanya nyaris kembar tapi tak sama. Mis meaning tidak ada hubungan dengan alat pendengaran harus divacum karena banyak debu! Namun, ia lebih menjurus ke kajian ilmu makna atau dikenal dengan Ilmu Dilalah (Semantik). Jadi, mis meaning itu, salah paham dalam mengartikan satu kata dalam bahasa yang sama..^^


Banyak faktor penyebab mis meaning, Sob. salah satunya karena beda territorial. Kita ambil kata ‘motor’ sebagai contoh. Di Aceh, karena lebih kental budaya melayunya dan sering bersinggungan dengan Malaysia, ‘motor’ diartikan sebagai ‘mobil’ bukan 'sepeda motor'!. Sedangkan masyarakat Aceh sendiri menggunakan kata ‘kereta’ untuk menyebut ‘sepeda motor’, padahal di luar Aceh ‘kereta’ sebutan untuk ‘kereta api’. Bagaimana dengan di Jakarta dan daerah lain? Berbeda makna bukan? Berikut studi kasus mis meaning pada kata ‘motor’;
MOTOR
Prolog:
Terjadi percakapan antara Sadah, mahasiswa baru asal Aceh, baru pertama kali ke Jakarta (itu aku..hehe) dan Ical, anak betawi asli, ngakunya Betawi Arab keturunan habib. Setting ceritanya di parkiran salah satu kampus negeri di Jakarta. Sadah sedang melihat-lihat sepeda motor di parkiran, waktu Ical baru saja memarkirkan sepeda motornya. Sadah memang berencana mau beli sepeda motor untuk keperluan transportasinya selama di Jakarta. Lalu Ical menghampiri Sadah dan terjadilah percakapan berikut ;

Ical :: Hi, ente mahasiswa baru ya? Kenalin, Ane Ical!

Sadah :: Aku Sadah, aku memang masih baru di Jakarta. Wah, kereta kamu bagus kali, Cal!

Ical :: Bujug! Kereta yang mane? Bisa tekor ni kampus kalo kudu nyediain parkiran kereta! Hehe..

Sadah :: … … (Bengong, mis meaning)

Ical :: Udah, lupain! Di Jakarta jangan keseringan mangap begitu, emangnye ane alien ape? Eh, ente asalnya dari mane mang?

Sadah :: Aku dari Aceh, Cal.

Ical :: Oh.. wah.. Kapan nyampe ente, dari Aceh kesini naik pesawat ya?

Sadah :: Aku sampai dua hari yang lalu, pesawat mahal Cal, aku naik motor ke Jakarta.

Ical :: Buset! Berapa hari pejalanan ente naik motor?

Sadah :: Jangan mangap begitu, aku sudah sering naik motor berhari-hari untuk perjalanan jauh. Dari Aceh ke Jakarta cuma tiga hari tiga malam kok.

Ical :: Waduh, tepos tuh pan***! Kok sanggup ente?

Sadah :: Naik motor itu enak, Cal! Kita bisa santai sambil lihat-lihat pemandangan. Lagian, motornya bagus kok bisa selonjoran kaki gitu, tiduran juga bisa. Apalagi motornya ada AC dan selimut..
Ical :: ... ... (Makin mangap.. Mis meaning)
 
Apakah sobat sadah sekalian ikutan mis meaning juga membaca cerita ini?



Fahrie Sadah berpartisipasi dalam ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia”. Disponsori oleh : “Jeng Anggie, Desa Boneka, Kios108
Continue reading →
Rabu, 11 Januari 2012

Saman, Media Diplomasi Indonesia di Sudan

8 komentar
FollowTwit@FahrieSadah


Telah dimuat di Harian Serambi Indonesia, (11/01/2012), klik di sini

Minggu, tanggal 08 Januari 2012 adalah penampilan pembuka kami tahun 2012 di Negeri dua nil ini. Kami dipercaya untuk mengisi pembukaan Peresmian Asosiasi Dharma Wanita Lima Negara, yaitu; Indonesia, Sudan, Malaysia, Iran dan India. Acara yang terselenggara di Wisma KBRI-Sudan ini turut mengundang Ibu Negara Sudan, Widad Babiker Omer, para duta besar berikut diplomat dari kelima Negara.

Walau jumlah mahasiswa Aceh di Sudan masih relatife sedikit. Alhamdulillah,  di bawah payung organisasi kekeluargaan bernama KMA (Keluarga Mahasiswa Aceh), telah terbentuk Grup Tari Saman Aceh. Sepanjang tahun 2011, Grup Tari Saman ini tercatat telah ikut meramaikan lima event international di Sudan. Di antaranya pada acara ‘Persembahan Mahasiswa Asing untuk Perdamaian Sudan’ , April 2011. Saat itu Saman tampil mewakili Indonesia, bersama puluhan kesenian lain dari berbagai Negara ikut mengkampanyekan semangat perdamaian di tengah-tengah kemelut perang saudara yang dihadapi Sudan.

Grup Saman KMA-Sudan juga pernah memeriahkan Pentas Seni Kebudayaan Dunia, July 2011, yang diselenggarakan di IUA (International University of Afrika), Sudan. Ada moment yang sangat berkesan saat itu. Para penonton banyak yang terharu saat menyaksikan penampilan kami, bahkan seorang bapak menyalami kami satu-persatu sambil bercucuran air mata. Pasalnya, sebelum kami tampil, MC sempat menceritakan sekilas tentang Aceh berikut bencana tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 silam. 

Dr. Sujatmiko,M.A. selaku Dubes RI untuk wilayah Sudan dan Eritria sangat konsen memperkenalkan budaya Indonesia, termasuk kebudayan Aceh. Beliau beserta Istri, Ibu Nani Sujatmiko mengaku sangat senang dengan atraksi Dance of a Thausand Hands atau Saman Dance ini. Ibu Dubes sendiri sudah menyiapkan 20 set pakaian tari saman yang diharapkan bisa digunakan oleh mahasiswa dari Aceh untuk menampilkan Tari Saman ini. 

Karena itulah, hampir di setiap acara yang bersifat diplomatik, Tari Saman kerap dipinta tampil. Seperti halnya malam ini, melihat antusiasme para undangan saat mengapresiasi penampilan Saman, Pak Dubes-pun meminta kami untuk tampil sekali lagi di penutup acara. 

Kami yang tergabung dalam KMA (Keluarga mahasiswa Aceh) di Sudan sangat senang bisa turut memperkenalkan budaya Indonesia, dan khususnya Budaya Aceh di kancah Internasional. Saat ini kami sedang mempersiapkan penampilan Rapa’i Geleng, hanya tinggal hunting beberapa peralatan dan seragam tari.  “Inilah yang bisa kita persembahkan kepada dunia,semoga dapat menjadi bukti bahwa tari saman memang sudah pantas mendapatkan pengakuan dari organisasi budaya dunia, UNESCO” Kata Syukran bin Mas’ud, Ketua KMA (Keluarga Mahasiswa Aceh) di Sudan.



Saleum,-




Continue reading →
Senin, 09 Januari 2012

Mislistening

12 komentar
Followtwit@FahrieSadah

Pantas saja ‘mendengar’ disebut-sebut sebagai keterampilan bahasa yang paling pokok dan pertama sekali diajarkan, kesalah-paham-an ketika mendengar bisa berakibat fatal, Sob. Tercatat dalam kisah perang Arab zaman dulu, ada seorang Arab Himyar yang salah mengartikan perintah panglimanya. Setelah berhasil menyusup dan memanjat benteng lawan pada tingkat pertama, sang panglima menyeru kepadanya dari atas, “Tsib Ilayya!” (Lompat ke atas!). Rupanya sahabat ini ‘mislistening’, ia hanya mendengar “Tsib” (lompat!). Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk melompat ke bawah. Al-hasil, ia ditangkap musuh yang sedang berjaga-jaga di bawah. 

Zaman dulu, bahasa percakapan masih sangat memperhatikan kaidah (grammer). Kalimat (Tsib + Ila) berarti ‘melompat ke atas’, sedangkan (Tsib + Ala) artinya ‘melompat ke bawah’. Sedang zaman sekarang, bahasa percakapan sudah tidak memperhatikan grammer lagi. Cukup mengatakan (Tsib!), dan melihat konteks peristiwa saat terjadi perintah, orang akan mengerti akan melompat ke atas, ke bawah, atau ke samping..

Tapi, ‘mislistening’ yang aku alami semalam lebih ngeselin, Sob! ^^ Ceritanya, aku lagi pingin Pizza. Karena di Sudan gak ada Pizza Hut (No western product, here!), akhirnya kami ke Aspawa Pizza, Resto Turki. Saat asik dengan pizza, si pramusaji yang belakangan menyebut dirinya dengan Mona, datang dan menawarkan kopi;


Mona :: Jabanah, Dairin? (Ada yang mau kopi?)
Temanku :: Jibli kub wahid! (Buat untukku, secangkir!)
Mona :: Samih.. (baik)
Aku :: Ana dair Salatah Arabiyah, Salatah! (Saya pesan Salad Arab, Salad!)
Mona :: Talatah? (???????)
Aku :: Aiyyy! (Iya!)
***

Salad Arab dengan porsi jumbo itu memang datang, Sob! Tapi tiga porsi! Padahal, maksud aku cuma 1 porsi saja, bahkan itupun belum tentu habis kami makan berdua… ^^

Dimana ‘mislistening’ nya?

Perhatikan dialog antara aku dan Mona ini:

Aku :: Ana dair Salatah Arabiyah, Salatah! (Saya pesan Salad Arab, Salad!)
Mona :: Talatah? (???????)

Salatah, artinya Salad. Sedangkan pertanyaan Mona; Talatah? artinya 'tiga?'. Karena aku mengucapkan Salatah dua kali, mungkin Mona ‘Mislistening’ dan menganggap Salatah yang kedua adalah jumlah pesanan atau Talatah (tiga). Dan aku juga ‘Mislistening’ saat Mona menegaskan kembali, Talatah? Dan langsung aku juwab, “iya..” Sukses deh..makan salad dengan pizza bukan makan pizza dengan salad, he.

Sobat-sobat sadah pernah mengalami 'Mislistening'?? ^^ 

Posted by : http://jabanahsadah.blogspot.com
Continue reading →
Jumat, 06 Januari 2012

Belajar dari Kaum Minoritas

16 komentar

Sobat sadah, pagi tadi aku mendengar penjelasan sebuah hadist menarik yang disiarkan di sebuah stasiun telivisi Saudi. Hadist itu berbunyi; 

قال رسول الله : يوشك الأمم ان تداعى عليكم كما تداعى الأكلة إلى قصعتها فقال قائل : ومن قلة نحن يومئذ؟ قال : بل أنتم يومئذ كثير، ولكنكم غثاء كغثاء السيل 
Rasulululullah Saw bersabda: “Suatu saat nanti kalian akan dikeroyoki oleh berbagai suku bangsa seperti mereka mengeroyoki makanan”. Salah seorang sahabat bertanya: “Apakah karena kami saat itu minoritas ya Rasululullah?” “Tidak”, jawab Rasulullah, “Bahkan kalian saat itu mayoritas, tetapi kalian ibarat buih air yang mengalir”.
(Riwayat Sunan Abi Daud: 3745)


Sepertinya, kekhawatiran Rasulullah di atas sudah terbukti, Sob! Sensus terakhir yang dilakukan oleh Pew Research Center tahun 2010 dan dirilis pada January 2011, menunjukkan, jumlah warga Muslim dunia mencapai 1,6 milyar. Adapun Yahudi hanya berjumlah 14 juta atau (0,2 persen) Artinya, 1 Yahudi berbanding 100 Muslim. Pertumbuhan muslim sedunia bisa dilihat di sini.

Dan kenyataannya hari ini, dengan jumlah sekecil itu mereka (yahudi) mampu berpengaruh di segala bidang di dunia; perekonomian, persenjataan, pemikiran, penemuan-penemuan, jumlah buku yang di terbitkan, dsb. Padahal secara nalar, kitalah kaum muslim yang ‘notabene’ berjumlah besar yang seharusnya menguasai itu semua, karena kita mayoritas! Atau seperti analogi Rasulullah Saw., jumlah kita yang banyak ini ibarat buih di lautan, gampang terombang-ambing ke mana saja..

Sobat, tulisanku ini jangan diartikan aku melecehkan Islam, atau mengagungkan Yahudi. Kita sangat dianjurkan untuk tidak mengikuti yahudi (مخالفة اليهود). Tapi yang aku lihat, kita terlalu berpanjang-panjang kata dan buang-buang waktu berdebat soal ‘penyakit’, sehingga kita tidak punya waktu lagi untuk membahas ‘obat’ dari penyakit itu sendiri. Hasilnya, pasien keburu meninggal..^^

Panjang sekali perdebatan tentang hukum mengenakan celana ‘jins’ bagi laki-laki karena pakaian itu berasal dari budaya Yahudi.  Kenapa kita tidak merancang model pakaian Islami yang mampu mengalahkan pamor ‘jins’ ?

Kita selalu mengeluh tentang pengaruh buruk di media televisi, kenapa kita tidak berpikir saja bagaimana caranya merebut pengaruh media massa dari tangan mereka?

Kita selalu berdebat tentang hukum merayakan hari Ibu atau tahun baru masehi, karena itu budaya Yahudi. Padahal, masih banyak dari kita yang tidak tahu kapan Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah.. Kenapa kita tidak meniru China yang hari raya imlek-nya diperingati di seluruh Negara di dunia tanpa mempersoalkan Tahun Baru Masehi? 

Yang lebih lucu lagi, kita berdebat untuk tidak mengikuti budaya Yahudi di jejaring social fesybuk. Padahal fesybuk yang jadi media debat itu sendiri buatan seorang Yahudi..^^

Sob, tulisan ini hanya bermaksud sebagai bahan renungan kita bersama, agar kita melek dan tumbuh semangat perubahan. Khususnya pada diri saya, pada sobat-sobat sadah dan seluruh kaum muslim juga. Al-Qur’an banyak menceritakan tentang kisah Yahudi (Bani Israil), kenapa? Agar kita bisa mengambil hikmah dari kisah mereka. Maka hari ini kita juga harus berlapang dada untuk ‘belajar’ dari mereka, tentunya dalam hal-hal yang positif.  Bagaimana kaum Yahudi mendidik generasinya?  Silakan klik di sini.

Kajian tentang ini sering diadakan di Timur Tengah, bertema seputar; “Kenapa kaum muslim semakin terbelakang, dan yang lain semakin maju?” Salah satu jawaban yang sempat mengernyitkan hatiku, “Karena kaum muslim sekarang, banyak yang membaca Al-Quran hanya untuk orang meninggal saja. Sedangkan Yahudi, mereka membaca Al-Quran untuk orang hidup (demi kehidupan mereka ke depan)”

Apa yang mestinya kita lakukan? Mari berkarya semaksimal mungkin dan memberikan sumbangsih sebaik mungkin di bidang kita masing-masing, Sob. Hingga nantinya, kita menjelma ibarat sesendok kecil sirup merah yang bisa memerahi segelas besar air putih. Sedikit namun mampu mewarnai kehidupan orang banyak di sekeliling kita..

Tabek,-
Continue reading →
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net

Pasang Banner Sadah.. ^^

create your own banner at mybannermaker.com!

SAdah-Sadah Sekalian