Aku harus ekstra hari-hati nih, siap mental, jasmani dan
rohani! Kenapa? Karena hari ini aku ulang tahun! Dan aku yakin, teman-teman
sekantorku yang rese itu, sudah siap dengan segudang rencana untuk ngerjain aku.
Kejutan-kejutan manis sih tidak masalah, tapi zaman sekarang, orang lebih
senang buat kejutan yang menyakitkan.
Seperti halnya tahun lalu, se-isi kantor memandangku
seakan-akan aku baru kepergok mencuri, jelas aku frustasi berat waktu itu.
Apalagi si Hadi ikut diamin aku, dan klimaksnya adalah ketika bos ngasi surat
peringatan atas kesalahan yang sama sekali tidak aku lakukan. Memang sih,
ujung-ujungnya happy ending, dan Hadi melamarku jadi tunangannya setelah
mendapat potongan blackforest yang pertama.
Dan hari ini aku yakin mereka akan merencanakan sesuatu. Entah
apalah! Minimal aku harus siap-siap, jangan sampai shok seperti tahun lalu.
Tidak, aku tidak mau kecolongan lagi! Untuk antisipasi, bawaan aku hari ini
lumayan banyak, ada handuk dan pakaian salin, siapa tahu sampai di kantor kena
siram air bekas cuci piring! Ada helm meskipun aku naik mobil, kan tidak lucu
kalau sudah cantik-cantik begini, kena timpuk telur busuk! Nah, yang paling
penting, ban mobil serep jangan lupa, dan Mang Sodikin, pekerja bengkel
langgananku itu harus diajak! Tidak mustahil, mungkin kali ini mobilku yang akan
jadi sasaran.
“Sudah siap, Mang? Kita berangkat sekarang yuk!”
“Baik Nenk, emang ada acara apa Nenk di kantor?”
“Ah, mang Dikin mau tahu saja! Jalan Mang, kita sudah telat
nih!” Mang Dikin mengangguk patuh.
‘Tumben hari ini jalanan lancar’, pikirku dalam hati.
Biasanya, setengah jam lebih baru sampai kantor, tapi hari ini 15 menit sudah
sampai. Dan, kantor terlihat masih sepi. ‘Sudah jam delapan lewat masih sepi
begini! Jangan-jangan ini bagian dari rencana usil mereka!’ Terkaku dalam hati.
Pak Somad, satpam kami dengan tergesa membuka portal begitu
mobilku tiba. “Kok diportal segala, Pak?” Tanyaku dari dalam mobil.
Pak Somad sepertinya kaget melihat kehadiranku “Lho, hari ini
kan libur, Bu Risma”.
“Emangnya hari ini tanggal merah, Pak?! Bapak pasti ikut bersandiwara
seperti yang lain kan?” Tuduhku sambil mengenakan helm anti telur busuk. Pak
Somad memandangku heran, lalu mengalih pandangannya ke Dikin, Dikin hanya
angkat bahu.
“Maaf, Bu Risma..” Pak Somad berkata hati-hati, “Hari ini kan,
Minggu Bu..” Sambungnya.
Mulutku ternganga sebentar, sempat kulirik ketika Mang Dikin dan
Pak Somad tersenyum geli. “Kok Mang Dikin tidak bilang kalau hari ini, Minggu!” Protesku dengan mata mendelik.
Sambil tetap menahan tawa Mang Dikin membela diri, “Maaf Nenk,
Mamang tahu kalau hari ini Minggu, mangkanya tadi Mamang tanya, apa di
kantornya Neng lagi ada acara?”
“Iiih..! udah putar balik!” Perintahku. ‘hari ini benar-benar
menyebalkan! Kok bisa-bisanya aku lupa kalau hari ini, Minggu!?’ Pikirku dalam
hati sambil terus mengutuk hari ini.
“Nenk, helmnya dilepas saja, kan kita naik mobil..”
“Mamaaang!! Diam!” Huh, Mang Dikin sepertinya sengaja bikin
aku tambah kesal. Kuperhatikan wajahku di spion mobil, terlihat sangat bodoh. Dan batinku
terus berkoceh sendiri, ‘Risma..Risma, hari ini kamu sukses ngerjain diri kamu
sendiri! Selamat ulang tahun, kamu!
NB: 479 kata. (Udah telat, tapi biarlah.. hehe)
Ikut serta #FFSpesial dalam rangka ulang tahun Masmin kece yang jatuh pada tanggal 27 Maret. Selamat Ulang Tahun, Kamu! Dan untuk siapa saja yang berulang tahun hari ini.. ^^
Salam,-