Agenda kami di Cairo hari-hari pertama adalah flatwalking, bersilaturrahmi ke beberapa flat mahasiswa Aceh yang kami kenal. Mahasiswa Aceh di Cairo kira-kira berjumlah 400-an. Kebanyakan mendiami kawasan Katameya, yaitu sekitar 150 orang. Dan yang lainnya tersebar di beberapa wilayah seperti Matariya, Ezbed, Nasr city, Hayasir, dan Elmarg. Sebagian kecil ada juga yang tinggal di provinsi selain Cairo seperti Thanta, Manshurah dan Zagaziq.
Perjalanan dari Katameya menuju Matariya cukup jauh tapi menyenangkan juga. Hari ini, untuk pertama kalinya kami naik metro; sejenis kereta api listrik bawah tanah di Cairo. Kusapu pandangan ke setiap sudut metro, siapa tahu sejarah kembali berulang, saat Fahri bertemu Aisyah…
Di Matariya terdapat semacam asrama yang didiami 40 mahasiswa Aceh. Asrama Matariya berdiri atas sistem yang membangun. Disini ada aturan main seperti larangan merokok dan akses internet kecuali pada hari-hari tertentu. Jadwal khidmah makan seluruh anggota dan penggunaan mesin cuci juga di atur sedemikian rupa. Hingga setiap penghuni memiliki tanggungjawab atas hak anggota yang lain. Sebagai batu asah keilmuan, diadakan kajian mingguan yang mengupas dan menelaah kitab-kitab pilihan. Kultur yang terbentuk sangat positif. Suasana belajar begitu terasa, tapi tidak kaku. Keakraban delam bingkai ukhuwah tetap terjalin erat. Yang muda menghormati yang lebih tua dan sebaliknya, yang tua mengayomi yang lebih muda. Untuk Al-azhar yang lumayan berat untuk ditaklukkan, Matariya layak direkomendasikan sebagai salah satu solusi.
Selain Matariya, kami juga berkunjung ke Ezbed dan Elmarg. Hanya berselang beberapa stasiun metro dari Matariya. Penduduk disini bisa dikatakan banyak yang beragama kristen koptik. Namun masyarakatnya tetap akur meski berlatarbelakang agama berbeda. Saat duduk di pelataran Mesjid Ezbed setelah shalat magrib, sambil memandangi lukisan Bunda Maria di gereja sebelah. Ya, gereja dan mesjid memang berdiri berdampingan. Aku teringat sebuah pesan, "Kemanapun kamu pergi, sempatkan shalat di banyak mesjid yang berbeda. Hingga kelak di hari perhitungan, banyak mesjid yang akan bersakti untuk kebaikanmu." Hmm…Gereja ini bisa jadi saksi gak ya?..
Menyusuri Matariya, Ezbed dan Elmarg berarti berinteraksi dengan lingkungan padat penduduk. Bangunan rumah disini semua berupa flat. Bangunan rumah seperti ini banyak ditemukan di daerah yang kurang ketersediaan air bersih seperti di afrika, termasuk mesir dan sudan. Dengan bangunan bergestur flat atau rumah susun, sirkulasi air ke setiap kepala keluarga lebih teratur dan hemat. Selain arsitektur bangunannya, lifestyle penduduk setempat tergolong unik. Suara orang adu mulut sangat sering terdengar, seakan sudah terprogram ibarat pariwara di televisi. Setiap beberapa menit sekali kicau mulut itu pasti tertangkap indra dengar kita. Kehidupan keras penduduk mesir sudah terbentuk sejak usia dini. Anak-anak, baik laki-laki ataupun perempuan di Mesir, berbicara seperti berorasi dan bercanda seperti berkelahi…
Sessi kunjungan ditutup dengan soan ke makam Nek Uun (Fir'aun). Katanya bisa kesambet bila berhari-hari di Mesir tanpa bertandang ke makam Nek Uun, hehe. Makam Firaun masa Nabi Musa atau Ramses II terletak di Meusium Cairo daerah Tahrir. Mesium termegah di Cairo ini menyimpan berbagai peninggalan penting peradaban Mesir kuno, yang merupakan hasil temuan para ahli egyptology selama penggalian bertahun-tahun. Dari peradaban lama (2280 SM) hingga peradaban baru (1570 SM). Fosil-fosil peninggalan Mesir Kuno mulai dari Prasasti Champollion, kepala emas Tut Ankh Amon, peti batu, kendaraan perang, alat perang, artefak, perhiasan emas hingga bakiak yang pernah di pakai Cleopatra juga terpajang di bilik-bilik meusium ini.
Seharusnya Bangsa Mesir tidak boleh marah jika disebut sebagai cucu Fir'aun. Justru mereka pantas berterimakasih kepada fir'aun. Karena dua daya tarik utama yang banyak dilirik dunia dari Mesir saat ini adalah; Al-Azhar dan Fir'aun!
Dan surprise..! Di mesium ini kami bertemu kembali dengan Moli dan Kak Liza setelah terpisah beberapa hari. Sayang, cuma sekilas saja, karena mereka datang saat kami mau pulang. Tapi biarlah, yang penting kami tahu bahwa mereka berada di tangan orang yang tepat.. ^_^
Bersambung..