Setelah bermalam di Coral Hotel, Aden-Yemen, jetlag yang sangat mengganggu sejak kemarin malam agak berkurang. Berita pagi di Stasiun Televisi Yaman memberitakan kepulangan Presiden Yaman, Ali Abdullah Shaleh setelah menjalani pengobatan di Saudi akibat luka-luka karena percobaan pembunuhan. Hari itu juga Bandara International Sana’a-Yaman ditutup demi keamanan sang presiden. Baca : Presiden Yaman Pulang Kampung.
Gara-gara presiden pulang! Kami seluruh penumpang yemenea air tujuan Sana’a terpaksa didaratkan di Aden, Yaman. Dan bayangkan akibat yang ditanggung para penumpang transit tujuan Sudan, Eritria, juga Asmara! Kami terpaksa luntang-lantung ke Bandara lain yang ada penerbangan ke tujuan masing-masing.
Sejatinya, seorang pemimpin itu pulang membawa kasih, kedamaian dan kesejahteraan. Bukan sebaliknya, justru korban berjatuhan karena berita kepulangan seorang presiden. Baca : Presiden Yaman Kembali dari Saudi, Korban Berjatuhan .
Kenapa sindrome kekuasaan justru membuat seorang pemimpin merasa tidak aman. Kesana kesini harus dikawal paspampres. Untuk menemui seorang pemimpin, kita harus melewati protokoler yang berlapis. Pemimpin kita juga tidak akan bepergian kecuali menggunakan mobil anti peluru, dan di kawal iring-iringan mobil pengaman, hingga membuat jalanan macet. Jadi ingat antrian sangat panjang calon penumbang Busway di halte Dukuh Atas beberapa hari yang lalu. Hanya gara-gara SBY dan rombongannya lewat!
Kalau sudah begini, lebih baik presiden tidak pulang..
hmm...agak gimana gitu kalo pejabat lewat, semua jalan jadi macet. hehehe
salam
makara for healthy life
http://makara393.blogspot.com
Salam juga, friend.. :-)