Sabtu, 12 Maret 2011

Suara itu bernama ‘ZAGHRUTAH’

11 komentar


Sudah lama saya penasaran, sejak pertama kali mendengar suara itu dari asrama putri, “Lululululu lililililiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...!” Saat itu baru selesai ujian semester.

Selang beberapa bulan, suara itu terdengar kembali dari asrama yang dihuni mahasiswi-mahasiswi asal timur tengah itu. Malah kali ini lebih bervariasi, Eyyayayayaya... Yeeyyeyeyeye... lililililiiiiiii.. eeeuuuyy... heiiiiiyiiiiiiii... lululuuuuuliiiyyy! Rupanya, ada yang baru saja menikah. Hehe..

Penasaran? Silakan dengar sendiri siulan 'zaghrutah' dalam cuplikan film Arabian Nights berikut ini:


Sejak saat itu, saya sudah terbiasa dengan suara itu. Bahkan seorang teman, -setelah sedikit dipaksa- pernah mempraktekkan nya live di depan saya, hehe. Kesimpulannya, perempuan timur-tengah selalu mengekspresikan rasa senang dan syukur mereka dengan suara khas itu.  

Oh ya, sebelum kalian salah sangka (ntar dikirain saya suka maen ke asrama putri lagi !) Kampus tempat saya kuliah memang menyediakan fasilitas asrama bagi mahasiswa asing. Kebetulan saya tinggal di asrama putra yang tidak begitu jauh dengan asrama putri. Dan suara itu, jelas-jelas bukan bersumber dari di asrama putra.

Selidik punya selidik, suara itu bernama ‘zaghrutah’ atau sering juga disebut dengan ‘zaghadir’. Dan suara itu sudah merupakan hak paten kaum hawa. Jadi, pamali kalau kata orang tua, bila laki-laki meniru suara zaghrutah ini.

Setelah saya intip sedikit di literature arab yang ada. Zahgrutah ternyata bermakna puji-pujian. Sudah menjadi tabiat dan kebiasaan bangsa arab, mereka senang mengucapkan pujian, pertanyan, atau ungkapan secara berulang-ulang. Baik ketika berdo’a (kepada Allah swt), maupun kepada sesama manusia. Boleh jadi, ini salah satu bentuk pengaruh Al-Qur’an dalam cara berbahasa bangsa arab. Contoh yang paling jelas adalah, pengulangan ayat (Fabiayyi alaa i rabbikumaa tukazziban..) pada surah Ar Rahman.

Hingga dalam pergaulan sehari-haripun, bangsa arab senang mengulang-ngulang kata. Seperti kalimat ; ‘Alfu alfu alfu alfu syukrin’ (beribu-ribu terimakasih).

Demikian pula ketika mengucapkan selamat kepada seseorang,
‘Mabruk mabruk mabruk mabruk mabruuuuuk’ (selamat.. selamat..selamat..).
 Saya sendiri sering merasa bosan dengan ‘basa-basi’ orang Sudan. Bila berpapasan dengan mereka, dialog berikut ini sudah pasti terjadi :

Orang Sudan : Keif, tamam?  (Gimana kabarnya, baik?)
Kita                  : Tamam.. (Baik)
Orang Sudan : Keif Umruk? (Gimana urusan-urusanmu hari ini?)
Kita                  : Tamam.. (Baik)
Orang Sudan : Keif Shihhatuk? (Gimana kesehatanmu?)
Kita                  : Tamam.. (Baik)
Orang sudan : Keif liddirasah? (Gimana kuliahmu?)
Kita                 : Tamam.. (baik)
Orang Sudan : Keif Ahluk? (Gimana keluargamu?)
Kita                  : Tamam.. (baik)

Demikian seterusnya, dan tidak akan berhenti sebelum kita alihkan pembicaraan. Atau kita tutup dengan jawaban, ‘Kullu tamaaaaaaaaam, wallahi!’ (Demi Tuhan, Semuanya baik!)

Kebiasaan bangsa arab yang suka mengulang-ngulang kata inilah yang menjadi asal mula munculnya zaghrutah. Dengan kata lain, zahgrutah adalah simbol sebuah kebiasaan atau adat-istiadat. Setiap irama zahgrutah yang disuarakan, adalah perwakilan dari ribuan atau jutaan kata dan perasaan bahagia yang ingin mereka ungkapkan.

11 Responses so far

  1. Unknown says:

    jadi tau adat orang luar. aku juga tinggal di perkampungan orang arab di kotaku. tapi tradisi mereka sudah bercampur dengan tradisi lokal, jadi gak kental kental amat tradisinya.....

  2. owh... yang begitu itu toh.. :D

  3. M. Ridwan :: Tinggal di kampung arab, di kota mana?

    Andy :: Ya itu dia... :-)

  4. Unknown says:

    saya pernah denger itu nyanyian spt itu di Mesir. tapi dinyanyikan oleh penari

  5. Tentunya mbak, siulan yang awalnya hanya sebuah budaya ini, kini digunakan juga dalam kesenian mereka termasuk tari.

  6. auraman says:

    banyak hal menarik di negeri unta ya mas, jadi pengen kesana saya backpakernya :D

  7. Hoby backpaker juga mas? Udah kemana aja? Kalau kesini hubungi saya aja, banyak kawasan yang kurang menghargai backpaker, jadi harus hati-hati :-)

  8. salam kenal fahrie..
    saya baru tau ada kebiasaan seperti itu dan teriakannya itu lho >_<

  9. Salam kenal juga khairi.. :-)
    Bisa dipraktekkan? hehe

  10. Meutia says:

    cape aq blajar suara gitu kl ladi ada acara walimahan di dakhiliah tapi ngak bisa-bisa, kl nari ala sudan dan bisa dikit2..hehhe

  11. Unknown says:

    ga musti jauh jauh ternayat saya tinggal baca blog kaka.langsung tahu dah kebudayaan luar yang kaya ini ..heum heum

Leave a Reply

Komentarin SADAH Dunk !!

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net

Pasang Banner Sadah.. ^^

create your own banner at mybannermaker.com!

SAdah-Sadah Sekalian